Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Permadi Menyamar Menjadi Banci

Tante Paku's picture

http://2.bp.blogspot.com/_FC44RiMQ06Y/Si5-YpefIvI/AAAAAAAAACs/FO0bEAedTyE/s320/wayang_orang.jpg

  Siapa berani bilang judi itu menguntungkan? Paling cuma segelintir orang saja yang mengatakan bahwa judi menguntungkan. Pada kenyataannya judi itu seperti candu, sekali mencoba akan ketagihan. Apalagi kalau kemenangan yang dijanjikan semakin besar, nah mereka yang terlalu bernafsu akan semakin masuk dalam perangkapnya. Oleh sebab itulah, judi tak mungkin hilang dari peredaran. 

 
Andaikan bumi berguncang, judi tak mungkin hilang dari peredaran. Andaikan bumi berubah warna, judi akan berganti nama. Jumlah orang mati dalam suatu bencana pun bisa dijadikan ajang perjudian. Dan, andaikan kau mati karena judi, bisa jadi banyak mahluk mencibir seraya berkata : "Dasar tak tahu diri!"
 
Benarkah judi mempunyai daya tarik bak perawan molek berbau harum, montok, dan menawarkan kenikmatan luar biasa? Apa memang demikian sehingga keluarga PANDAWA hanyut bermain judi dengak pihak KURAWA.
 
Sayangnya, Puntadewa sebagai si sulung dari Pandawa yang terkenal SABAR, GETIH PUTIH, JUJUR dan TIDAK MEMPUNYAI MUSUH ikut meladeni tantangan Kurawa bermain judi. Jelas dengan noda itu nama Puntadewa mempunyai nilai kurang. Ia sudah MENIPU DIRI SENDIRI dengan bermain judi. Ia sudah menyulut bibit permusuhan karena judi.
 
Karena kelicikan Kurawa berjudi, mana bisa Pandawa bisa mengalahkannya. Akibatnya, kekalahan Pandawa membawa kesengsaraan luar biasa. Dengan modal seadanya, Pandawa harus MINGGAT selama 13 tahun. 12 tahun mengembara di hutan, 1 tahun mereka menyamar di negeri Wirata.
 
Siapa tidak sedih bila diusir hanya karena judi, lebih-lebih harus menyamar untuk menutupi AIB yang sudah terlanjur mencoreng namanya. Pemnyamaran Pandawa hampir sempurna, terbukti penguasa Wirata, Prabu Matswapati tak mengenali mereka.
 
                                                                *****
 
Puntadewa menyamar menjadi orang yang berasal dari gunung dan bernama Dwijakangka dan diterima sang Prabu bekerja sebagai Kepala Pasar. Bratasena berganti nama menjadi Jagalabilawa, Permadi menjadi Kandiwratnala, Nakula berganti nama Dama, sedang Sadewa berganti nama Grati.
 
Semua bisa bekerja di Wirata berkat kemurahan hati Prabu Matswapati, tentu saja pekerjaan mereka disesuaikan dengan kemampuan mereka. Toh Pandawa tak berkecil hati walau bekerja sebagai orang kecil, justru dengan demikian penyamaran mereka semakin aman saja.
 
Yang cukup beruntung memperoleh pekerjaan itu Permadi alias Kandiwratnala. Ia menyamar menjadi banci dan bekerja sebagai pelatih tari. Sudah berani menyamar menjadi banci, maka mau tidak mau Permadi harus bertingkah-laku seperti banci pada umumnya. Bergaya LEBAY dan KEMAYU tentunya. Dandanannya dibuat menor abis, kalau perlu lipstiknya sampai nembus ke gusi!
 
Sebagai banci tentu tak lengkap bila tanpa minyak wangi, parfum tipe Jungle Gardenia sampai Anne Klein mengguyur tubuhnya. Jalannya pun persis bebek mau bertelor, hingga banyak membuat para lelaki menelan ludah CLEGUK bila melihat Kandiwratnala berjalan di depannya..
 
Sebagai pelatih tari, gerakannya cukup luwes, senyumnya MERAK ATI, hingga membuat cewe-cewe yang jadi muridnya mabuk kepayang. Kalau saja ia tidak sedang menyamar, rasanya ingin deh murid-murid cewe itu dipacari satu persatu. Yang lucu, para muridnya sering kebingungan ketika memanggil sang guru, MBAK KANDI atau MAS KANDI ya?
 
"Panggi apa adza mau kok. Tapi bagusnya kalo malam panggil mbak, siang panggil mas adzaaa bwi hi hi hi...." jawab Kandi nggemesin.
                                                             *****
 
Ada cerita lucu, ketika Kandiwratnala waktu malam minggu terang bulan, ia jalan-jalan ke Taman Lawang kebetulan pas ada razia para penjaja seks, ia ikut kegaruk juga. Ditangkap dan dimasukkan ke truk bersama yang lain. Walau ia protes berat, karena ia bukan pelacur toh petugas tak menggubris protesnya. Saking jengkelnya, Kandiwratnala tak didengar protesnya, nekat meloncat dari truk saat kendaraan berjalan. Sialnya yang landing mencium aspal kepalanya dulu, maka pingsan deh dia dengan sukses!
 
Polisi buru-buru menolongnya, Kandi dilarikan ke Rumah Sakit Umum. Eh masih sial juga, dokter yang menangani bingung mau menempatkan si Kandi ini ke kamar pria atau wanita. Saking bingungnya akhirnya Kandi ditempatkan di kamar mayat!
 
"Begitulah kangmas, rasanya aku sudah enggak tahan lagi menyamar menjadi banci. Banyak dukanya daripada sukanya." cerita Permadi ketika berkumpul bersama saudaranya yang lain.
 
"Yayi, yayi Permadi, kita semua bisa merasakan betapa beratnya penyamaran kita ini. Tapi percayalah sebentar lagi penyamaran kita akan berakhir," hibur Puntadewa bijak.
 
Penyamaran mereka sepertinya akan berakhir, terlebih lagi mereka sering diganggu tiga wayang anak pejabat Wirata yang cukup berpengaruh yaitu Rajamala, Rupakenca dan Kencakarupa. Ketiganya memang terkenal sebagai wayang BADUNG bin SABLENG. Tindakannya sering sewenang-wenang terhadap rakyat miskin. Celakanya, ketiga wayang itu juga demen ngeganggu si bencong pelatih tari itu.
 
"Angduuuuuh,,,,mbak Kandi hari ini cakepnya kayak bintang pilem Tera Patrick dech!" goda Rajamala suatu hari dengan gaya niru bencong juga.
 
"Aih kamu ini bisa adzaaaa...." jawab Kandi seperti biasanya.
 
"Entar malam mbak Kandi mau nggak kuajak ke istanaku untuk  KARAOKE he he he....Kanan kiri oke maksudnya bwa ha ha ha ha........"
 
"Ih sebel! Enak adza, emangnya ikke suka karaoke ya? Nggak janji deh, nggak janji, nggak janji, sebel!!" jawabnya sambil buru-buru meninggalkannya. Melihat itu, Rajamala semakin gemas, dengan nekad ia merangkul Kandiwratnala dan tangannya meremas dadanya yang menonjol karena ada busa di balik behanya itu.
 
"Aih kurang ajar! Kurang ajar! Kurang adzaaar!!!" umpat Kandi sambil menampar lengan Rajamala yang terkekeh kegirangan.
 
"Awas kau, ikke laporin kangmas Jagalabilawa, biar dihajar sampai ancur!!"
 
"Ha ha ha ha...Kandiiiiii....Kandi. Elu cakep-cakep tapi sayangnya jenis KARJO alias ACDC he he he he.....!"

                                                                 *****

 
Sebenarnya Permadi yang lagi menyamar itu sudah emosi berat, mudah saja sebetulnya dia menghajar Rajamala, namun demi menjaga penyamarannya ia bertahan untuk tidak melabraknya. Dan Jagalabilawa yang menerima laporan itu, kontan mencari Rajamala untuk menghajarnya.
 
Sementara Rajamala yang dilaporin anak buahnya akan dihajar Jagalabilawa melaporkan masalahnya kepada saudaranya Rupakenca dan Kencakarupa. Bangkitlah keberanian Rajamala setelah kedua orang itu mensuportnya.
 
"Mau kemana neng Kandi, kok hari ini kelihatan makin menor azaa...." goda Rajamala lagi.
 
"Ah sok tau adza lu!" ketus jawab Kandiwratnala.
 
"Neng Kandi som-som ni yeee....."
 
Kandiwratnala cuma mendengus dan berjalan tanpa menghiraukan Rajamala lagi. Hal ini makin membuatnya keki, Rajamala makin berani. Diciumnya pipi Kandiwratnala penuh nafsu, tangannya juga berusaha MENGGERAYANGI dada neng Kandi dengan kasar.
 
"Aduh! Kurang adzar ya kamu ini!! Dasar wayang kampungan!!!" teriaknya sambil menampar pipi Rajamala.
 
Rajamala bukannya gentar justru ia semakin beringas. Ditariknya baju Kandiwratnala dengan keras hingga sobek. Saking emosinya Kandi segera melepas sepatu ber-hak tinggi itu serta memukul kepala Rajamala dengan keras.
 
Rajamala yang rupanya sudah minum XO, J & B, Napoleon, Martini, Pu tao, Whisky Chivas Regall dan di oplos dengan arak tradisional air KENCING KUDA LIAR itu tambah menyala untuk membalas dan menghajar Kandiwratnala.  
 
Untunglah pada saat yang kritis itu Jagalabilawa datang dan terjadilah perkelahian yang cukup seru. Perkelahian berlangsung cukup alot, saling pukul memukul, saling piting saling banting hingga berlangsung berjam-jam lamanya. Rajamala memang cukup alot dan kedot, berulangkali tubuhnya kena tendangan dan pukulan telak, tak membuatnya menyerah, walau akhirnya ia kalah.
 
Kekalahan Rajamala, Rupakenca dan Kencakarupa membuat penyamaran Pandawa berakhir. Tentu saja yang paling senang Permadi, ia sudah tidak menyamar lagi menjadi banci. "Sebel deh jadi banci, digodain mulu!" katanya disambut tawa semua saudaranya.
 
 

Semoga Bermanfaat Walau Tak Sependapat



  
__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

mujizat's picture

wayang mbeling

Ngebaca ceritera Tante yang satu ini, Muji jadi inget almarhumah ibunda Muji yang ngelotok soal ceritera wayang kulit, yang sering jadi dongeng menjelang bobo,...

Muji menunggu, kapan Arjuna (yang lagi menyamar) meng-akurkan orang yang lagi kasmaran dan nyaris putus, lalu akur lagi dan dapat makanan amis?

Walah,... ngak ada, malahan ada adegan bajing lompat truk, ha ha ha,...

Ya sah-sah saja, wong namanya wayang mbeling.

Bwi ha hiii 

__________________

 Tani Desa

Tante Paku's picture

Bang Mujizat

 Wah ternyata bunda bang Muji begitu hafal cerita-cerita wayang ya? Bahkan sampai ngelotok, luar biasa. Kini ngelotoknya menurun ke sang anak, yang berbeda cuma ceritanya. Bang Mujizat juga ngelotok menguasai Alkitab, sayang masih sering berbenturan pemahaman dengan beberapa tokoh pendekar di SS sini. Kita lihat saja diskusi-diskusinya, semoga tentu bukan diskusi MBELING lho ha ha ha ha.....
 
Bang Muji kok OFF SEMENTARA, pasti ada pelayanan yang cukup menyita waktu ya? Mengurusi pengungsi gunung Merapi kah? Sepertinya begitu, selamat bekerja bang Muji, semoga banyak Mujizat yang dihasilkan.
__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat