Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Miskin, tapi...

kikis istianta's picture
Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu.( Lukas  21: 3 )
 
Pagi itu, saya melintas di jalan tol, sesampainya di pintu tol di depan saya ada truk bermuatan pasir, truk yang besar dengan warna hijau di bagian bak truk, dan di bagian bawah truk ada tulisan yang cukup menggelitik, “ miskin tapi bisa memberi “.

Ketika saya merenungkan kembali tulisan di bamper truk itu, saya jadi teringat kisah seorang janda yang tertulis dalam Injil Lukas.Ketika Tuhan Yesus memperhatikan persembahan yang dilakukan oleh orang-orang kaya, dan memperhatikan dua peser persembahan seorang janda miskin, Yesus berujar bahwa sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang itu.Ditekankan pula alasan yang tegas, karena ia (janda miskin) memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkah hidupnya untuk kemuliaan Tuhan, sementara sebagian orang memberi dari kelimpahan hartanya.Luar biasa !

 Satu pelajaran  berharga bagi kita semua, meneladani ketulusan seorang janda miskin di dalam melakukan persembahan kepada Tuhan.

 

Tuhan menciptakan segala sesuatunya dengan adil, ada kaya ada miskin, ada susah ada senang, semuanya berimbang.Ketika kita diberi kelimpahan meteripun, saya pikir juga tidak salah, bahkan ketika kita berada dalam posisi itu, semestinya kita tetap bersyukur dan memohon supaya dapat dimampukan untuk melakukan “titipan” kekayaan untuk hal- hal yang bermanfaat, bahkan ketika kita dilanda kekurangan, kita lebih-lebih harus mengucap syukur atas kekurangan yang ada, semua pasti ada waktunya, dan itu semua tidak terlepas dari campur tangan Tuhan.Dialah pengatur hidup kita yang sesungguhnya.

 

Kalau dikaitkan dengan “kekayaan” saya jadi teringat beberapa kisah dalam kisah Lukas 12 : 16, seorang kaya yang mengumpulkan harta dan terus berkeyakinan semu bahwa dengan harta berlimpah, kita bisa enjoy dan hidup “tentram”.Mengapa? karena dia khawatir akan masa depan.Setelah merasa “mantap” dalam Lukas 12:19 ,… Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!...

Sepertinya harapan itu benar-benar merupakan impian setiap orang saat ini, bagaimana tidak, harta berlimpah cukup untuk  beberapa turunan.Tapi apa kata Yesus?

 

Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?

Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian ( Lukas 12 : 20 – 23 )

 

Kita tidak ditentang untuk menjadi kaya, kita bahkan dianjurkan untuk menjadi kaya sesuai dengan takaranNya, terlebih lagi kaya dihadapan Tuhan.Semua harta yang kita kumpulkan menjadi tolak ukur, bagaimana kehidupan rohani kita yang sesungguhnya, bagaimana pelayanan kita terhadap sesama, dan bagaimana pertanggungjawaban kita terhadap harta yang ada pada kita.

 

Demikian pula ketika kita terjatuh dalam kekurangan, kita pun harus dituntut untuk dapat mengatasi kekurangan dengan senantiasa berusaha, supaya kita bisa hidup berkecukupan.Teladan janda miskin diatas dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita bahwa persembahan dari ketulusan dan hidup kita,meskipun hanya “ 2 peser “ adalah sangat berarti bagi kemuliaan Tuhan.

 

Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.( Matius  6 : 20 )

 

 
 
smile's picture

Kikis Istianta

Satu pelajaran  berharga bagi kita semua, meneladani ketulusan seorang janda miskin di dalam melakukan persembahan kepada Tuhan.
 
Sharing...
uang kecil akan dikhlaskan untuk diberikan,uang besar akan dipikirkan untuk disumbangkan.
Ketika uangnya kecil, kita rela menyerahkan semuanya, walau kita sama sekali tak memegang uang lagi karenanya, tapi hal itu akan berubah, ketika kita sudah menjadi "BERADA"
untuk meniru seperti yang janda miskin itu lakukan hanya sebuah dongeng dan suatu hal yang mungkin.....mungkin......mungkin tak akan pernah terjadi dalam dunia saat ini.
 
Sama dengan pengalaman yang banyka saya ketemukan dilapangan waktu dulu.
Mereka rela berbagi dengan berkata, kita bagi rata.....ketika sudah dapat uang lebih besar, yang dibagi memang rata, yang sudah disisihkan dan masuk kantung dulu juga ada.
Semuanya ketahuan suatu waktu ketika akhirnya diantara mereka saling ribut dan menjelekan satu sama lain....
 
meneladani itu memang perlu, tapi melakukannya seperti mencari jarum ditumpukan jerami.
 
salam

 

 

 
__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"