Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Pelajaran yang Mengguncangkan

Bayu Probo's picture

Sore itu ada SMS masuk ke HP-ku: “Terima kasih atas bantuan mas dan teman-teman. Ellys, Rabu pukul 5 sore dipanggil Tuhan dan dimakamkan Jumat pagi tadi.--Aris” Setelah membaca SMS tadi batinku berteriak, “Bantuan apaan? Yang dibantu kok malah mati?” Dan rasa panas di mata yang memaksa air mata keluar kutahan sekuat tenaga—aku masih terlalu gengsi untuk menangis.

Aku memiliki kenangan yang buruk dengan donor darah. Bukan, bukan prosesnya, sejak kecil saya sudah akrab dengan jarum suntik karena sakit-sakitan sehingga sering berurusan dengan dokter dan jarum suntik. Juga saya beberapa kali mendapat transfusi darah—terima kasih untuk pribadi-pribadi yang merelakan darahnya diambil demi nyawaku. Namun kenangan buruknya adalah setiap kali saya mendonorkan darah untuk pasien yang sakit gawat, kebanyakan kanker, penerima darah saya malahan meninggal, tidak sembuh. Setidaknya ada tiga kejadian, kanker otak, leukemia, dan yang terakhir kanker sumsum—kabar duka dikirim melalui SMS di atas. Ada juga yang sembuh jika penyakitnya tidak parah.

Atau, jangan-jangan saya berharap terlalu banyak? Saya merasa darah saya begitu berharga sehingga apa pun penyakitnya seharusnya bisa sembuh jika sudah mendapat darahku—meskipun kanker stadium lanjut sekalipun? Atau saya terhinggapi sindrom sok menjadi pahlawan, jika yang saya tolong tidak terlihat menjadi baik, perasaan diri tidak berguna langsung menyerang? Entahlah, bisa jadi pertanyaan saya benar—bisa jadi ada alternatif lain yang hendak diajarkan Yesus kepada saya.

Ellys—adik ipar Aris, sahabat saya—pernah menghadapi dua pilihan yang sama-sama sulit. Vonis kanker sumsum ia terima saat ia dalam keadaan hamil muda. Oleh dokter ia ditawari untuk menggugurkan kandungan, calon anak pertamanya. Sebab kandungannya masih dalam tahap yang sangat awal—menurut pandangan medis, janin tersebut boleh digugurkan demi keselamatan ibu. Dokter mengatakan bahwa kesempatan Ellys untuk sembuh sangat kecil jika ia nekat mempertahankan bayinya.

Namun Ellys memilih untuk menyelamatkan si janin.

Mungkin itu pelajaran yang harus saya telan di tengah kedukaan teman saya. Yesus memberi contoh nyata ada orang yang memberi nyawanya demi kasih. Pelajaran yang sudah sering saya dengar, tetapi sekarang disampaikan dengan cara yang sangat mengguncangkan.

Mox's picture

Pilihan yang sulit

Memang pilihan yang sulit, tapi saya berpikir apakah pilihan yang diambil sudah tepat? Saya berpikir apakah benar jika dia memutuskan untuk mengorbankan diri demi bayinya, namun dia meninggalkan pasangan hidupnya. Lalu itu juga mengakibatkan bayinya tumbuh dewasa tanpa kasih sayang dari seorang ibu.
Bayu Probo's picture

Saya Tidak Bisa Bertanya

Pertanyaan Anda itulah yang membuat pelajaran yang saya dapatkan makin mengguncangkan. Sang almarhumah (itulah sebabnya saya tidak bisa menanyakan langsung kepadanya) pasti punya cukup waktu berbincang dengan sang suami, setelah mendapat vonis sangat berat itu, dan kesimpulan yang saya ambil terutama keputusan yang diambil keluarga itu hampir mendekati keputusan Bapa saat hendak mengurbankan Putra-Nya

 

Bayu 

king heart's picture

Saya juga punya cerita

Ada seorang teman yang istrinya hamil ketika perkawinan mereka menginjak tahun kedua. Ketika mereka memeriksakan kandungan ke dokter ( saya lupa persisnya bulan ke berapa ), dokter menyatakan bahwa pertumbuhan otak si bayi tidak normal karena tumbuh di luar batok kepala. Dokter menyarankan untuk digugurkan saja karena secara klinis si bayi bisa dikatakan telah meninggal dan juga untuk melindungi kesehatan si ibu. Karena sudah tidak ada jalan lain maka teman saya menyetujuinya. Namun rasa bersalah menghantui mereka berdua sehingga sampai beberapa bulan mereka tetap dibayangi rasa bersalah kepada Tuhan. Dua tahun kemudian si istri hamil lagi dan sekarang mereka dikaruniai 2 orang anak. Hingga kini pun jika ditanya bayangan rasa bersalah itu masih mereka rasakan.
__________________

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?

ely's picture

Pengorbanan

Terkadang kita melihat pengorbanan2 yang dilakukan seseorang seperti suatu kebodohan...

Dianggap hanya seperti buang tenaga dan waktu...

000

Kita lupa bahwa semua itu benih...

Benih yang ditanam dan akan dituai... 

Yang akan menghasilkan buah2 yang baik...

000

Karena pada dasarnya pengorbanan adalah bukti iman, kasih dan pengharapan.

__________________

Lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ...

Bayu Probo's picture

Ya begitulah hidup

Ya, begitulah hidup, banyak pilihan sulit... Bayu