Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Things That don't Let You Down, Will Make You Stronger

Purnawan Kristanto's picture

Spafford"Things that don't let You down, will make You stronger." Pepatah ini cocok untuk menggambarkan kehidupan Horatio Gates Spafford. Musibah yang bertubi-tubi, tak membuatnya patah semangat. Dia justru menghasilkan himne yang abadi. Anda tentu sudah sangat mengenal lagu NKB 195," Kendati Hidupku Tenteram", yang berjudul asli "It Is Well with My Soul". Lagu ini diangkat dari puisi yang ditulis Spafford

Horatio Gates Spafford adalah seorang pengacara sukses yang tinggal di Chicago, Amerika Serikat. Pada bulan Oktober 1871, sebuah kebakaran besar melanda kota Chicago yang meluluhlantakkan kota besar itu. Padahal Spafford baru saja berinvestasi membangun real estate di pinggiran danau Michigan. Uangnya lenyap dalam sekejap. Sebelum kebakaran ini, Spafford sudah mengalami musibah lebih dulu. Dia kehilangan anak laki-lakinya karena suatu penyakit.

Dua tahun kemudian, Spafford memutuskan untuk berlibur ke Inggris. Dia ingin membantu pelayanan Ira Sankey dan D.L. Moody, sahabatnya di sana. Namun karena ada urusan bisnis yang belum diselesaikan, maka Anna, isteri Spafford yang berangkat lebih dulu bersama keempat anak perempuan mereka. Spafford akan menyusul dengan kapal berikutnya jika urusan sudah selesai.

Anna dan anaknya menumpang kapal uap Ville du Havre. Pada tanggal 22 November 1873, ketika sedang melintasi samudera Atlantik, kapal uap ini bertabrakan dengan sebuah kapal nelayan Lochearn. Kapal penumpang itu mengalami kerusakan parah dan tenggelam hanya dalam dua jam.

Tenggelamnya kapal Ville du Havre itu memakan jiwa sebanyak 226 orang. Termasuk juga empat anak perempuan Spafford. Namun Anna, isteri Spafford, berhasil selamat dari tragedi ini. Sesampai di Inggris, Anna segera mengirim telegram kepada suaminya. Isi berita: "Hanya aku yang selamat."

Pastor Weiss, seorang pendeta yang ikut selamat dalam kecelakaan itu mengingat perkataan Anna setelah musibah itu. Anna berkata, "Allah memberikan empat anak perempuan kepadaku. Sekarang mereka telah diambil dari padaku. Suatu saat aku bakal mengerti mengapa ini terjadi."

Setelah menerima telegram dari Anna, Sppaford segera berlayar ke Inggris untuk menjemput isterinya. Saat kapalnya melintasi wilayah yang diperkirakan menjadi lokasi tenggelamnya kapal Ville du Havre, kaptel kapal memanggil Spafford ke ruang nahkoda. Berbagai perasaan berkecamuk di battin Sppafford saat itu.

Dia kembali ke kamarnya dan menulis surat kepada Rachel, adik iparnya. "Pada hari Kamis, kami melewati wilayah laut yang diperkirakan tempat anak-anakku tenggelam, di dasar tenggelam. Tapi aku yakin anak-anak terkasihku tidak ada di sana. Sekarang mereka direngkuh dengan aman, oleh tangan anak domba."

Dalam kedukaan, Spafford menulis sebuah puisi. Sebuah pernyataan iman yang sangat indah.

When peace, like a river, attendeth my way,
When sorrows like sea billows roll;
Whatever my lot, Thou hast taught me to say,
It is well, it is well with my soul.

(Refrain:) It is well (it is well),
with my soul (with my soul),
It is well, it is well with my soul.

Though Satan should buffet, though trials should come,
Let this blest assurance control,
That Christ hath regarded my helpless estate,
And hath shed His own blood for my soul.
(Refrain)

My sin, oh the bliss of this glorious thought!
My sin, not in part but the whole,
Is nailed to His cross, and I bear it no more,
Praise the Lord, praise the Lord, O my soul!
(Refrain)

For me, be it Christ, be it Christ hence to live:
If Jordan above me shall roll,
No pain shall be mine, for in death as in life
Thou wilt whisper Thy peace to my soul.
(Refrain)

And Lord haste the day, when my faith shall be sight,
The clouds be rolled back as a scroll;
The trump shall resound, and the Lord shall descend,
Even so, it is well with my soul.
(Refrain)

 

Terjemahan Bahasa Indonesia:

Kendati hidupku tent'ram dan senang,
dan walau derita penuh,
Engkau mengajarku bersaksi tegas:
s'lamatlah, s'lamatlah jiwaku.

Reff: S'lamatlah jiwaku,
S'lamatlah, s'lamatlah jiwaku.

Kendati pun susah terus menekan
Dan iblis geram menyerbu,
Tuhanku menilik anak-Nya tetap;
S'lamatlah, s'lamatlah jiwaku.

Yesusku mengangkat di salib kejam
Dosaku dan aib sepenuh.
Hutangku dibayar dan aku lepas,
Puji Tuhan, wahai jiwaku.

Ya Tuhan, singkapkan embun yang gelap
Dapatkan seg'ra umat-Mu.
Pabila serunai berbunyi gegap,
Kuseru: S'lamatlah jiwaku!

[Terjemahan E.I. Pohan/Yamuger]

***

Spaffords mengajak Anna kembali ke Chicago. Lima tahun kemudian, pada tahun 1878, Allah mengaruniakan anak perempuan yang diberi nama Bertha. Dua tahun berikutnya, Allah mengeruniakan anak laki-laki yang diberi nama Horatio Goertner Spafford. Namun usianya hanya empat tahun. Bocah ini meninggal karena pneumonia. Spafford kemudian mendapat anak perempuan lagi, bernama Grace.

Musibah yang bertubi-tubi dialami Spafford, menimbulkan desas-desus di kalangan jemaat. "Dosa apa yang telah dilakukan oleh Spafford sehingga Tuhan menghukumnya sedemikian rupa?"Alih-alih mendapat dukungan, Spafford malah dihakimi dan dihujat oleh jemaat, yang gedung gerejanya dibangun atas sumbangan Spafford. Spafford memutuskan meninggalkan gereja itu dan kota Chicago.

Bulan Agustus 1881, Spafford bersama dengan sejumlah keluarga pergi ke Yerusalem dan menetap di sana. Di kota suci itu mereka membentuk sebuah koloni Amerika yang bertujuan menolong orang miskin. Dalam Perang Dunia I, kelompok ini melakukan peran yang penting dalam menolong para pengungsi. Dalam melakukan tugas kemanusiaan mereka tidak pilih kasih, sehingga dipercaya oleh kelompok Kristen, Muslim dan Yahudi. Kisah tentang kolonoi ini ditulis oleh novelis Swedia, Selma Lagerlöf, dengan judul "Jerusalem." Novel ini memenangkan hadial Nobel bidang sastra.

Spafford meninggal pada 16 Oktober 1888, karena penyakit malaria dan dikuburkan di Yerusalem.

Silakan lihat  video lagu yang sangat menyentuh di sini

__________________

------------

Communicating good news in good ways

joli's picture

"Apapun yang tidak membunuhmu akan membuatmu lebih kuat."

Purnawan, tulisan yang bagus, mengingatkan bahwa Tuhan mengijinkan segala sesuatau terjadi, walaupun tidak bisa dimengerti untuk saat ini

wuih ngeri ya, bila bencana terus berdatangan. Kayaknya memang begitu defaultnya?? hingga ada peribahasa, sudah jatuh ketimpa tangga. Cerita Ayub berulang-ulang, dengan tokoh yang berbeda dan peristiwa lain pula.

Itulah yang Joli kadang takutkan, bila ada masalah langsung persiapkan diri untuk menghadapi masalah2 yang lain-nya, juga penghakiman masyarakat dan gereja yang demikian kejamnya. Harus senantiasa siap sedia, duh-aduh.. ck..ck..

Namun kata-kata yang hampir sama dengan judul blog Wawan ini yang pernah SF bilang ke Joli : "Apapun yang tidak membunuhmu akan membuatmu lebih kuat."

SF, kata-kata ini Keren, Joli sangat suka.. mau di hapalkan, di taruh di jidat dan di kalungkan di leher..

Samuel Franklyn's picture

Untuk tetap teringat prinsip ini ..

Untuk tetap teringat prinsip ini lebih gampang baca komik yang menjadikan prinsip ini sebagai prinsip utama cerita: History Strongest Disciple Kenichi. Ini salah satu komik paling ok yang pernah saya baca. Ceritanya tentang anak muda yang naksir sama cewek lalu kepingin menjadi pelindung buat cewek tersebut. Cilakanya si anak muda itu nggak tahu bahwa si cewek adalah cucu pendekar yang amat sakti. Lalu sama tuh cewek si Kenichi diajak masuk perguruan Ryouzanpaku supaya bisa jadi kuat. Gobloknya si Kenichi mau. Mulailah  si Kenichi berulang-ulang hampir mati dalam latihan dan pertarungan. Tapi setiap kali berhasil latihan dan menang pertarungan dia naik tingkat. Tentu saja karena ini komik yang bagus maka si Kenichi nggak selalu menang. Malah dia pernah mati sebentar tapi karena ditolong gurunya hidup lagi. Gurunya dengan enteng ngomong ke teman-teman  Kenichi yang sedih karena dia mati, "Jangan khawatir kalau cuma luka begini sih dia juga sering waktu latihan". Bwa ha ha ha. Padahal lukanya bikin jantung berhenti.

Purnawan Kristanto's picture

Tragedi Januari

Sewaktu masih bekerja di majalah BAHANA, saya punya teman sekerja yang mengalami tragedi bertubi-tubi pada bulan Januari. Dia adalah anak perempuan dari seorang pendeta dan dosen di sebuah sekolah teologi terkenal.

1. Adik laki-lakinya meninggal saat mengikuti training Menwa pada bulan Januari.

2. Ibunya meninggal mendadak pada bulan Januari.

3. Anak pertamanya hanya bertahan beberapa jam dan meninggal pada bulan Januari.

Ketika dia hamil lagi, diperkirakan hari lahirnya pada bulan Januari. Saya tak tahu pergumulan hatinya ketika itu. Tapi terus terang saya merasa sedikit  was-was dan mulai percaya pada mitos tragedi bulan Januari.

Anak ini benar-benar dilahirkan pada bulan Januari. Puji Tuhan, dia lahir selamat, sehat dan ganteng. Sampai sekarang tumbuh semakin kuat dan cerdas.


__________________

------------

Communicating good news in good ways

Tante Paku's picture

Tanda Tangan Pengarang.

Jerusalem

Jerusalem

Selma Lagerlf - 2009 - 360 halaman
JERUSALEM (1901-1902) by Selma Lagerlof, first woman author to win the Nobel Prize in Literature, is a story of Swedish families caught up in desire and divine ...

Ketika pengarang Selma Lagerlof melihat seorang wanita tua membeli dua buku, satu karya Agatha Christie dan yang satu lagi karyanya sendiri.

Selma Lagerlf mendekati wanita tua itu dan menyapanya.

"Sebagai pengarang dari salah satu buku yang nyonya beli itu, bolehkan saya membubuhi tanda tangan saya?"

"Terima kasih. Tapi tolong tunjukkan buku yang mana? Soalnya yang satu saya beli karena gambarnya bagus, dan yang satu lagi warna kulitnya bagus. Cucu saya mungkin senang dengan kedua buku ini, tapi saya sendiri tidak bisa membaca!"

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

Purnawan Kristanto's picture

Don't judge


Ha..ha...ha... berarti pepatah "don't judge the book by it's cover" tidak berlaku bagi wanita tua ini.


__________________

------------

Communicating good news in good ways

Rusdy's picture

Nyanyi Terus

Kayak bung wawan bilang, "orang bodoh ngomel, orang bijak nulis", jadi pengikut Tuhan nyanyi terus kalo lagi sutris yak?