Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Tidakkah Kau Melihat?

coldwind's picture

"Aku sudah bekerja keras sepanjang hari. Kadang kala sampai tengah malam. Sedangkan kamu, apa yang kamu kerjakan? Setiap hari hanya di rumah. Wajar dong kalau aku marah-marah. Aku berjuang seperti ini, tetapi apa jasamu dalam rumah tangga kita? Apa yang pernah kamu perbuat?"

Rangkaian makian dilontarkan Danang pada Windi, istrinya. Memang Danang adalah seorang mandor disebuah pabrik, sementara Windi hanyalah ibu rumah tangga membuka warung makan kecil-kecilan di depan rumah. Mendengar cercaan suaminya, Windi hanya diam sambil menahan tangis. Berulang kali ia menjerit dalam hati, "Tidakkah kau melihat?"...

Setiap hari Windi bangun jam empat pagi untuk belanja keperluan warung. Begitu sampai di rumah ia mulai memasak bagi suami, tiga anak mereka, serta menyiapkan masakan yang ia jual di warungnya. Pukul enam saat suami dan anaknya bangun, dia melayani mereka, menyiapkan makanan dan pakaian. Saat suaminya berangkat bekerja dan anak-anaknya bersekolah Windi dengan giat membuka warung. Sekalipun tidak banyak yang bisa dia peroleh, tetapi lumayan buat tambahan uang makan mengingat gaji suaminya yang tak seberapa. Sore setelah tutup warung, Windi akan menemani anak-anak mereka untuk mengerjakan PR, dan menyiapkan makan malam. Jika suaminya belum pulang sampai larut malam, Windi akan tetap menunggu dengan setia. Saat suaminya pulang ia akan memanaskan makanan dan menyiapkan pakaian bersih sementara suaminya mandi. Ia akan tetap terjaga sampai suaminya beranjak ke peraduan.

"Tidakkah kau melihat?" rintih Windi dalam hati. "Semua kasih dan pelayananku padamu. Tidakkah kau melihat?"

Apa yang Anda pikirkan tentang Danang. Apakah dia keterlaluan? Dia hanya melihat kekurangan Windi. Hanya melihat apa yang tidak bisa Windi kerjakan. Sementara setiap kebaikan dan kasih Windi tertutup oleh secuil tuntutan yang ia buat.

Tanpa bermaksud merendahkan posisi Allah, coba kita berfikir. Sering kali kita merasa sudah berbuat ini dan itu. Sudah berdoa, berpuasa, dan bahkan melayani. Tetapi mengapa ada doa kita yang belum terjawab? Dimanakah Tuhan? Apa yang Dia kerjakan? Mengapa Dia tidak menolong?

Cobalah untuk mengubah sudut pandang. Jangan hanya melihat tuntutan-tuntutan yang tidak atau belum diluluskan oleh Tuhan, tetapi pandanglah betapa besar anugrah-anugrah yang sudah Ia berikan. Disaat kita menjerit minta sesuatu dan sepertinya tidak ada jawaban, betapa mudah kita melupakan pertolongan-pertolongan yang pernah Dia berikan di waktu yang lalu dengan mempertanyakan mengapa Dia tidak menolong, mengapa Dia tidak berbuat apa-apa.

"Tidakkah kau melihat?"

smile's picture

Coldwind

Coldwind...

sebuah cerita yang bagus, tapi ber - ending tidak cantik.

Jika mengilustrasikan Karya Tuhan dan manusia amatlah jauh dari standar penilaian, kecuali jika anda mengimajinasikannya...

Ketika membaca cerita anda ini, saya terbawa suasana...saya kesal dan ingin mendamprat si suami yang menyebalkan itu,..mungkin pantasditambah  kalimat lagi dengan lagunya ungu...Pernahkah kau merasa?hu hu hu hu hu..jreeng....(smile mode on)

Awal yang baik...ending yang baik,..hanya saja terkesan menjadi dua cerita yang berdiri sendiri sendiri....

Itu sharing saya,.....tetapi semuanya punya penilaian masing masing,...

 

Sincerely,
smile

*Penakluk sejati adalah orang yang bisa

menaklukkan dirinya sendiri*

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

ebed_adonai's picture

Mungkin...

Salam kenal sebelumnya coldwind, mmmuuachh...

@smile:

Mungkin bukan berending tidak cantik bro, tapi sepertinya analoginya kurang sepadan ya (manusia-manusia vs Tuhan-manusia)? Hmmm...

@coldwind:

"...mengapa ada doa kita yang belum terjawab? Dimanakah Tuhan?..."

Saya sendiri sudah agak capek menanyakan hal itu selama ini, sampai akhirnya saya putuskan untuk memasangnya saja sebagai kalimat di akhir setiap komen saya.

Barangkali dengan begitu, kalau Dia membacanya, dari sebuah tempat di Surga sana, Dia akan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya yang didiamkanNya selama ini.

Terdengar seperti tingkah anak ngambek? Mungkin saja, hahaha...

Shalom!

(...shema'an qoli, adonai...)

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

dennis santoso a.k.a nis's picture

Tuhan itu repot

bisa jadi Tuhan memang tidak melihat...

bisa jadi kebetulan Tuhan sedang sibuk...

gimana kalo kita berpikir bahwa secara kita adalah hamba Nya, maka jangan sampe Tuan kita jadi repot karena harus menghadapi masalah2 dari kita. siapa tau Dia punya bigger things to do?

:-)

coldwind's picture

Semangat!

Ok, Semangat!

Lain kali bikin yang lebih segar dan bagus :)

thanks buat masukan2nya ^^v