Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

catatan harian

Purnawan Kristanto's picture

Pantai Sundak Seindah Dreamland

1296369111161476507

Pantai Sundak [Foto-foto: Purnawan Kristanto]

Purnawan Kristanto's picture

Cerita Ringan dari Relawan

Bantuan

Ada dua kelompok relawan yang sama-sama menerima bantuan dari lembaga amal bentukan stasius TV. Mereka harus mengambil sendiri bantuan di home base lembaga amal ini. Satu kelompok relawan membawa truk, sementara kelompok relawan yang lain hanya membawa pick up kecil. Maka terjadilah dialog berikut:
"Mengapa kamu bawa mobil kecil?" tanya relawan yang bawa truk kepada relawan yang bawa pick up.
"Memangnya kenapa?" Relawan yang bawa pick up balik bertanya.
"Itu namanya kamu nggak beriman."

Purnawan Kristanto's picture

Catatan Relawan 7 Nopember

Minggu 7 Nopember
Selama 4 malam belakangan ini suara gemuruh seakan menjadi musik pengiring tidur kami. Sebenarnya pada siang hari aktivitas Merapi pun tetap ada namun tersaingi oleh deru kendaraan dan hingar-bingar manusia sehingga tak terdeteksi oleh telinga. Pukul 4:30, saya bangun untuk kemungkinan adanya evakuasi menyusul gemuruh Merapi yang semakin meningkat. Bersama Agus Permadi, saya mengelilingi kota Klaten, namun nampaknya tidak ada pergerakan pengungsi yang siginifikan.

pengungsi Merapi
Ibadah Minggu

Purnawan Kristanto's picture

Catatan Harian Relawan 2-6 Nopember 2010

Hmm...sudah lima hari aku tidak menuliskan pengalaman harianku selama menjadi relawan tanggap bencana ini. Apa ya yang masih kuingat? Dimulai saja deh dari rapat koordinasi di antara GKI yang terjun dalam tim tanggap bencana ini, Selasa 2 Nop.  Ternyata, walau sama-sama bertujuan kemanusiaan, namun untuk menyatukan gerak di antara kami itu bukan perkara mudah. Ada berbagai variabel yang harus diurai untuk memahami keruwetan ini. Kadang variabel itu tampak konyol dan menggelikan, tapi itu nyata.

Purnawan Kristanto's picture

Catatan Relawan, 1 Nopember

Photobucket

Senin pagi, aku menyempatkan diri ke Yogyakarta. Tepatnya ke kantor Lembaga Konsumen Yogyakarta untuk mengikuti audio cenference. Ceritanya, aku memenangkan kompetisi menulis ide klip pendek yang diselenggarakan oleh www.beosope.com dan mendapat hadiah kamera video Flip. Sebenarnya, aku harus mengambil sendiri hadiah ke Jakarta, Jumat (29 Oktober), namun aku memutuskan untuk tidak berangkat karena harus melakukan respons bencana merapi. Rupanya pihak beoscope bisa mengerti situasinya. Para pemenang tidak perlu ke Jakarta namun mendengarkan penjelasan tentang kelanjutan lomba melalui telepon. Dari Yogya, ada empat orang yang dinyatakan sebagai pemenang. Aku salah satu di antaranya.

Saat baru saja turun dari sepeda motor, tiba-tiba Kirana, anakku menelepon lagi. “Pa, merapi erupsi. Merapi erupsi!” Tak berapa lama kemudian, panggilan telepon datang bertubi-tubi. Kami harus segera merespon erupsi ini karena ada ribuan warga yang akan mengungsi. Kami memperkirakan malamnya pasti akan banyak pengungsi yang harus diberi makan. Aku segera berkoordinasi dengan pdt. Simon Julianto yang ada di Boyolali. Mereka sedang melayani lebih dari 2 ribu

Purnawan Kristanto's picture

Catatan Relawan, 31 Oktober

Untuk pertama kalinya, kami mendapat guyuran hujan abu dan menyaksikan evakuasi pengungsi. Saat itu kami baru saja menyuplai kebutuhan pengungsi di di Boyolali.

***

Minggu pagi, bpk Hendro dari Gugus Tugas Penanggulangangan Bencana GKI Pondok Indah menginformasikan sudah masuk ke wilayah Klaten. Bersama dengan bpk. Tukiyo dan bpk. Egi, bpk Hendro sudah melakukan perjalanan semalaman dari Jakarta. Pukul 8:30, mereka sudah sampai di Gki Klaten. Saya memberikan informasi tentang situasi pengungsi kepada mereka. Tak lama kemudian pak Bambang  Pudyanto bergabung, lalu sarapan nasi bebek di warung ibu Suwarni, Gondang. Tujuan pertama adalah barak pengungsi di Dompol, Kemalang, Klaten. Saat melintasi pos pengungsi di Keputran, suasananya seperti pasar malam di siang hari. Spanduk dan umbul-umbul dari berbagai instansi, partai, lembaga dan perusahaan  dipancangkan di berbagai tempat.  Berlomba-lomba mencari paparan mata paling strategis. Wakil Presiden baru saja berkunjung ke tempat ini. Tentu saja tempat ini menjadi strategis. Ironisnya, jumlah pengungsi terlihat sedikit. Ada dua kemungkinan: pengungsi kembali lagi ke rumah mereka pada siang hari untuk mengurus ternak atau memang belum ada pengungsi karena wilayahnya jauh dari ring 1.

Purnawan Kristanto's picture

Opera [yang berakhir] Tragis

Apa yang kami cemaskan selama ini, hari itu menjadi kenyataan. Mungkin karena terlalu capek latihan, pada pagi hari saat hari H, Kirana justru batuk-batuk. Batuknya terdengar cukup berat. Wajahnya pucat.

Purnawan Kristanto's picture

Aku jadi Orang Bijak

Sehari sebelum batas akhir penyerahan Laporan SPT, saya mengurus pajak ke Kantor Pajak Pratama (KPP) Klaten, bersama isteri. Ini adalah pengalaman pertama sejak kami menjadi makhluk di Indonesia yang ber-NPWP dengan memanfaatkan sunset policy 2008. Isteri saya lebih dulu mengurus NPWP karena semua pendeta di lingkungan GKI harus ber-NPWP.

Purnawan Kristanto's picture

Ulat Jati Goreng

Peringatan: Kalau Anda mudah jijik, sebaiknya jangan membaca tulisan ini. Makanan ini masih dikonsumsi oleh orang Gunungkidul, kampung halaman saya.

Purnawan Kristanto's picture

Menantang Maut

Dalam perjalanan pulang dari lereng gunung Merapi, saya menjumpai aksi anak-anak sekolah yang cukup membahayakan. Waktu itu bertepatan

dengan jam pulang anak-anak SMP Kemalang Klaten. Murid-murid yang rumahnya dekat dengan sekolah, mereka pulang dengan berjalan kaki atau naik sepeda beramai-ramai. Sedangkan yang jaraknya cukup jauh harus menunggu angkutan pedesaan berupa minibus.

Begitu minibus itu datang,mereka segera berebutan naik. Ada yang masuk ke dalam bus, tapi ada pula yang langsung memanjat ke atap mobil. Ketika bagian dalam sudah terisi penuh, maka beberapa anak laki-laki terpaksa bergelayutan di pintu bis.

Ketika semua sudah naik, maka sopir bus segera menginjak gas menyusuri jalan pedesaan yang sempit dan berlubang di sana-sini. Bus berjalan terseok-seok karena sarat oleh muatan. Menyaksikan pemandangan ini saya segera menyambar kamera video saya untuk merekam peristiwa itu.

Purnawan Kristanto's picture

Pisowanan Agung

Bertepatan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda, di Alun-alun Utara igelar Pisowanan Agung. Menurut panitia penyelenggara, diperkirakan akan ada 150 ribu orang yang akan menghadiri pertemuan akbar itu. Saya tertarik datang ke sana dengan dua alasan: Pertama, mengambil gambar video untuk ditayangkan di situs video www.beoscope.com. Kedua, bernostalgia.

Sepuluh tahun silam, tepatnya bulan Mei 1998, kawulo Mataram juga berjalan kaki bersama-sama menuju satu titik, yaitu Alun-alun Utara Jogja. Saat itu, agenda acara hanya satu yaitu mendukung gerakan reformasi untuk menumbangkan rezim Orde Baru.