Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

REVIEW

y-control's picture

Anak Bajang Menggiring Angin

Kisah Ramayana memang sudah sangat dikenal terutama oleh orang Jawa. Sementara aku sendiri hanya tahu beberapa garis besarnya. Bahwa cerita itu tentang Rahwana yang bermuka sepuluh menculik Sinta. Sementara Sinta yang jadi eksil di hutan karena mengikuti Rama yang juga diikuti Lesmana, tertangkap Rahwana karena tidak mau menurut untuk terus berada di dalam lingkaran (cerita yang juga ada di kisah Sun Go Kong). Bahwa dalam usaha merebut Sinta itu, Rama dibantu oleh kera Anoman yang sempat membakar Alengka dengan ekornya. Bahwa setelah Sinta bisa didapatkan kembali, ternyata Rama ragu akan kesucian Sinta sehingga ia menyuruh supaya Sinta membuktikannya dengan masuk ke api, jika terbakar berarti tidak suci, tapi kalau tidak apa-apa berarti suci, masih belum diapa-apakan Rahwana. Tapi membaca buku karya Romo Sindhunata ini, aku baru sadar bahwa ada begitu banyak filosofi tentang cinta dan tentu saja fatalisme (yang di buku-buku karya orang asing disebut adalah ciri/karakter orang Jawa) di kisah itu.

y-control's picture

Epileptik

Aku tahu dia adalah anak penghuni rumah di ujung jalan itu. Sewaktu kecil aku beberapa kali ke sana karena si nyonya rumah adalah teman ibuku. Sudah belasan tahun berlalu, banyak kabar tentang penghuni rumah itu. Kini, satu persatu anak si nyonya, seorang wanita berusia sekitar 60an tahun dengan wajah mongoloid dan kacamata yang dipasang melorot, sudah tidak tinggal di situ. Tuan rumah itu sendiri sudah lama meninggal. Kini, hanya ada si nyonya bersama satu putranya tinggal di situ. Dan satu kali, kulihat ia terbaring di jalan raya. Semula aku mengira dia orang gila. Tapi pakaian yang ia kenakan bersih dan rapi. Tak ada yang tampak kaget atau heran dengan pemandangan itu. Tidak ada juga yang memberi pertolongan. Seorang ibu yang tinggal di depan rumah itu tenang saja. Ia bilang, "biarkan saja, dia memang sudah sering seperti itu."

y-control's picture

Arus Balik

Sejauh ini, buku ini adalah buku tertebal yang tuntas kubaca. Aku sudah sejak lama berniat menghabiskan semua karya Pram. Sekarang niatku pun makin besar. Yang paling tebal (sepertinya) ternyata bisa dituntaskan. Tapi aku tidak sedang membuat perayaan karena sudah membaca novel 750 lebih halaman. Sejak skripsi dan apalagi pertemuan di hotel Majapahit itu, aku makin sulit objektif dengan karya Pram. Tapi, menurutku itu bukan kesalahan.

y-control's picture

Zaman Edan

Kekerasan, barangkali itu adalah kata yang terlalu halus untuk mewakili praktik sebenarnya dari hal itu. Sulit untukku membayangkan tentang kekerasan di daerah konflik. Aku pernah mendengar ihwal tentang kerusuhan Sampit dari 2 orang pertama. Yang pertama saudara sepupuku yang tinggal di kota itu. Yang kedua, teman kos yang waktu itu masih SMA. Cerita dari teman kosku yang asli Dayak pastinya lebih menegangkan. Ia bercerita tentang suasana lengang, suasana mengungsi, juga tentang bagaimana ia ditanyai tentang keberadaan temannya yang Madura, yang ia sembunyikan di asramanya. Menakutkan. Banyak diketahui jika orang-orang Dayak pedalaman itu bisa mencium bau orang Madura. Namun, di satu sisi ia tidak mau menyerahkan temannya sendiri. Ia pastikan jika temannya ketahuan, maka ia sendirilah yang akan disuruh untuk menebas lehernya.

chanworks's picture

C.S LEWIS


Mungkin kalau membaca nama ini, anda pasti teringat pada Narnia.
Yah, benar!! Dialah penulisnya.Tokoh ini merupakan salah satu penulis
yang saya suka.Dalam bercerita dan menulis, lewis selalu memakai cara
yang mudah dalam menjelaskan. Kata-katanya begitu sederhana dan sangat
berisi dalam setiap penulisannya Dia adalah seorang kristen yang taat,
tapi apakah anda tahu masa lalunya?