Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

merdeka

manusia biru's picture

Hati untuk Indonesia

Memikirkan Indonesia ke depan memang menjadi pergumulan banyak orang yang punya "hati" untuk Indonesia. Apa jadinya Indonesia di masa yang akan datang? Mengikuti perkembangan berita saat ini apalagi setelah pilpres berlangsung, penghitungan suara sedang dalam proses... ada kegamangan yang semakin menjadi-jadi. Banyak berita yang "tak sama" berlalu-lalang di pikiran masyarakat, banyak gosip yang tak menyenangkan di satu pihak, tapi di pihak lain sangat menyenangkan, banyak perkataan pujian-celaan yang sudah tumpang tindih tanpa tahu mana yang benar, banyak lagiiiii..

N.Brady's picture

Kejujuran yang memerdekakan kita

Ada beberapa diantara kita yang sampai hari ini menyimpan rahasia dari orang terdekat yang kita cintai. Sesuatu yang telah lama tersembunyi di dalam hati. Tidak ada keberanian untuk berterus terang dan jujur untuk mengungkapkan ataupun mengatakannya. Pada saat hal tersebut tersirat dalam pikiran sering kali perasaan bersalah mengiringinya yang membuat kita menjadi lebih terpojok dan tidak berdaya. Ada keinginan untuk jujur dan berterus terang tapi tidak ada daya untuk melakukannya.

Onekhesi Zega's picture

The REAL FREEDOM

It is for freedom that Christ has set us free. Gal 5:1 (NIV) Are you real free?

NoStressInDepress's picture

Doa Paling Dashyat Sejagad dan Sepanjang Abad

Mengenai Praktek Doa Pribadi Tuhan Yesus, 

Siapakah Yesus Menurut Injil Yohanes ? 

clara_anita's picture

Nuansa Merdeka

Menyonsong hari kemerdekaan, terkadang pembicaraan dengan teman-teman pun sedikit menyerempet tentang peringatan hari kemerdekaan.Serempetan itu umumnya mengenai perlombaan apa yang harus dirancang untuk anak-anak kami, upacara kemerdekaan yang harus kami hadiri besok (dengan pakaian batik lengkap ... hiks...hiks ...).Intinya hari peringatan kemerdekaan dengan segala kemeriahannya.

y-control's picture

ngalor-ngidul bulan agustus

Sejarah itu konon identiknya dengan sesuatu yang sudah tua, usang atau malah sudah punah. Tapi beberapa hari lalu saya ke Jogja dan melihat sebuah buku tergeletak di kamar kos teman saya. Buku itu tentang sejarah, tentang Jakarta pada zaman pemerintahan Soekarno. Siapa sangka yang menulis masih seumuran saya, 25 tahun! "Daftar referensinya juga sangar-sangar," kata teman si empunya buku itu. Memang, ada sedikit 'excuse', si penulis itu adalah anak mendiang tokoh terkemuka dalam bidang kajian sosial di Indonesia. Tapi itu tentu bukan alasan untuk memaklumi prestasinya, toh banyak tokoh hebat tapi anaknya tidak melakukan hal yang sama seperti sejarawan muda tadi itu.